SEKILAS INFO
: - Friday, 19-04-2024
  • 1 bulan yang lalu / Pengurusan kartu izin tinggal setiap Ahad. Jika ada perubahan jadwal, akan diinformasikan lebih lanjut.
  • 5 tahun yang lalu / Selamat datang di website resmi GAMAJATIM!  memberikan informasi tentang warga Jawa Timur di Mesir khususnya, juga negara Mesir bagi mereka yang tertarik.
BUKU: KENAPA UMAT ISLAM TERTINGGAL; PERBANDINGAN ANTARA UMAT ISLAM DAN EROPA MASA KINI, HAL 20-21 (BAG.5)

Pembaca             : Asaduddin Al Hawari

Editor                    : Asaduddin Al Hawari

Suara                     : Sabiq

 

Maka, wajarlah jika ada yang berkata,“Memangnya ada umat Islam yang mempersembahkan jiwa raga dan harta benda lebih banyak daripada yang dipersembahkan kaum Kristen itu bagi bangsa dan negara mereka? Kalautidakadamakakitatidakperlumerasaherankenapa Allah menganugerahimereka(kaum Kristen)itukenikmatan,kemuliaan,dankekayaan,sementaraumat Islam masakinidihalangi-Nyadarisedikitsajadiantaraanugerahtersebut.”

Ada yang berdalih,“Umat Islam itu miskin, tidak mengantongi cukup harta untuk melakukan donasi sebanyak mereka.”

Saya pun menjawab, ”Marilah kita bagi-bagi donasi Eropa itu menjadi modal dan laba. Kita hanya berharap kaum Muslimin mau menggelontorkan dana sebanyak modal mereka saja.”

Nah, maukah Umat Islam mendermakan dana sekecil itu, sementara diantara bangsa-bangsa Eropa ada yang mengeluarkan biaya dalam Perang Dunia I lebih dari separuh kekayaan negaranya ?

Jawabannya: Tidak. Umat Islam pada zaman sekarang tidak ada yang melakukan itu, baik individu maupun kelompok. Bahkan, jarang sekali kaum Muslimin yang mengeluarkan zakat wajib.

Ada yang bilang,“Bangsa Turki yang nota bene umat Islam telah mengeluarkan segala biaya yang mereka sanggupi dalam Perang Yunani. Mereka tidak kalah jika dibandingkan dengan Eropa dalam berkorban jiwa dan harta benda.”

Saya menjawab, “Memang benar. Dalam perang tersebut, ada bangsa Turki yang mendonasikan sepertiga, bahkan separuh kekayaannya. Intinya, ketika melakukan itu, mereka pulang membawa nikmat Allah dan keberhasilan ; merekameraih kemerdekaan ; mereka berdiri dengan seluhur-luhurnya setelah terjatuh ; dan mereka menjadi mulia setelah hina-hina.

Jadi, mana kala umat Islam melakukan apa yang diperintahkan Kitabullah seperti yang dilakukan para pendahulunya, atau-paling tidak-mengikuti jejak Eropa masa kini dalam berkorban jiwa dan harta demi melindungi “telurnya” dari pihak musuh, niscaya mereka memetik buah pengorbanan persis seperti yang dipetik bangsa-bangsa lain. Mereka pun pulang membawa nikmat Allah dan karunia yang sama sekali tidak terjamah keburukan.

Sayangnya, umat Islam ingin melindungi kemerdekaannya tanpa berkorban apa-apa, tanpa bertaruh nyawa, tanpa berlomba-lomba untuk  gugur sebagai syahid, dan tanpa susah payah mengeluarkan harta benda. Mereka lantas menuntut agar Allah memenangkan mereka tanpa memenuhi syarat kemenangan. Padahal Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

 

وَلَيَنْصُرَنَّ الله مَنْ يَنْصُرُهُ

Allah pasti akan menolong orang yang menolong (agama)-Nya. (Al-Hajj:40)

إن تَنْصُرُ الله يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أقْدَامَكُمْ

Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. (Muhammad: 7)

2 komentar

RTA, Sunday, 31 Mar 2019

Mantap! Suaranya. Editornya.. oi bangun.

Reply

    gamajatim, Tuesday, 9 Apr 2019

    editornya kurang asupan full

    Reply

TINGGALKAN KOMENTAR

Agenda