SEKILAS INFO
: - Tuesday, 23-04-2024
  • 1 bulan yang lalu / Pengurusan kartu izin tinggal setiap Ahad. Jika ada perubahan jadwal, akan diinformasikan lebih lanjut.
  • 5 tahun yang lalu / Selamat datang di website resmi GAMAJATIM!  memberikan informasi tentang warga Jawa Timur di Mesir khususnya, juga negara Mesir bagi mereka yang tertarik.
Buku : DARI HATI KE HATI ; Tajdid dan Mujadid 1, Hal (21-22) bag.7

Pembaca     : Ilham

Editor          : Ilham

Suara           : Mas Aril

 

عن ابي هريرة رضي الله عنه قال: قال النبي صلى الله عليه وسلم: ان الله يبعث لهذه الامة على راس كل مائه سنه من يجد دينها (رواه ابو داود: والبيهقيو, والحاكم)

“dari Abi Hurairah berkata Rasulullah SAW bersabda telah membangkitkan untuk umat ini, atas pangkal tiap-tiap 100 tahun, orang yang akan memperbarui bagi mereka urusan agama mereka.” (HR. Abu Dawud,al-baihaqi, dan al-hakim).
asal kata bahasa Arab ini ialah jaddada, yujaddidu, tajdidan. artinya ialah memperbarui sesuatu. pembaru dinamai Mujadid (pembaru).
yang diperbarui ialah barang yang telah usang. usang-usang diperbaru, lupa-lupa diingatkan
maka bertemulah hadis yang kita salin kan di atas, yaitu Bahwa pada tiap-tiap 100 tahun, atau pangkal 1 abad, Tuhan menurunkan orang yang akan memperbarui kembali agama Allah.
iman kita sendiri pun disuruh diperbarui. pada sebuah hadis nabi Muhammad SAW. mengatakan,
جددوا ايمانكم

“ perbarui Iman kamu”

jika dipertalikan di antara hadis akan datangnya pembaruan atau Mujahid pada tiap-tiap pangkal 1 abad dengan hadits menyuruh memperbarui Iman, jelaslah sudah bahwa pemahaman dan kesadaran kita beragama hendaklah diperbarui terus, Jangan dibiarkan using, jangan bobrok, Jangan dibiarkan jumud.
Dengan demikian, terang pula bukan agama itu sendiri yang diperbarui sebab sebagai suatu al-haq agama tidaklah mengenal pada tiap-tiap waktu.

yang diperbarui itu ialah cara kita memikirkannya. kita harus selalu berusaha menyelidiki hakikat agama itu sendiri dengan paham yang dalam ilmu yang luas. misalnya, kita lihat isi Alquran dan hadis.
Alquran itu sendiri sudah tamat, wa tammat kalimatu rabbika (telah sempurna kalimat-kalimat Tuhan Engkau), lamubaddila li kalimatihi (sekali-kali tidak dapat ditukar lagi kalimat-kalimatnya itu).
kalimatnya pepatah atau sehuruf pun tidak dapat ditukar. namun, cara kita memikirkannya dapat berubah karena berubahnya suasana kita, karena maju atau mundurnya cara kita berpikir, karena luas atau sempitnya ilmu pengetahuan kita. untuk membuktikan hal itu dapatlah kita lihat misalnya pada berpuluh-puluh kitab tafsir al-quran yang ditulis oleh berbagai ahli tafsir, masing-masing menurut keahliannyanya dan pengalamannya sehingga terdapat beberapa penafsiran yang kalau dipandang pada zaman sekarang sudah nyata ketinggalan zaman disebabkan oleh berkembangnya ilmu pengetahuan.

Ahli-ahli fiqih ketika menguraikan maksud hadits tentang Mujadid ini mereka berkata bahwa yang dimaksud dengan Mujadid ialah orang-orang yang menghidupkan kembali sunnah nabi telah nyaris hilang di timbun oleh perbuatan Bid’ah yang datang kemudian.

TINGGALKAN KOMENTAR

Agenda